Senin, 30 April 2012

Hari Ibu VS Hari Kasih sayang

Tema : Memaknai Peringatan Hari ibu
Judul : Hari Ibu VS Hari Kasih sayang

Sepenggal syair lagu.............

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh, Lewati rintang untuk aku anakmu, Ibuku sayang masih terus berjalan, Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah.............Seperti udara... kasih yang engkau berikan, Tak mampu ku membalas...ibu...ibu (Iwan Fals – Ibu)

Sebuah syair yang ringan, mudah dipahami dan menyentuh,,,tentang perjuangan seorang Ibu yang rela melakukan apapun demi anaknya. Bukan sekedar kata, Ibu adalah sosok yang paling dekat dengan kita, dimana kita pernah hidup dan dijaga dalam rahim seorang ibu. Itulah mengapa terjadi ikatan yang kuat antara seorang anak dan ibunya.
22 Desember,,,mungkin tak semencolok peringatan 14 Februari (bagi kebanyakan orang), pada 14 Februari, semua berlomba-lomba memberikan yang terbaik, bunga, coklat, dan sebagainya untuk orang yang terkasih (pacar/pasangan). Tapi dalam 22 Desember ini? Apa yang kebanyakan orang lakukan?
Kasih sayang ibu tak pernah terbayarkan dengan apapun. Saat kita menangis ibu dengan kasihnya memangku kita. Saat kita mengompol bahkan buang airpun, ibu dengan sabar membersihkan kita, agar kita merasa nyaman. Tapi saat ini, saat masyarakat terbuai dengan hidup modern, ada tempat yang membuat seorang ibu merasa jauh dari anaknya, “Panti Jompo”. Dengan alasan sibuk, tidak ada waktu, tidak mampu mengurus, banyak ibu yang harus berada di dalam Panti Jompo. Bukan anaknya yang ia besarkan yang merawatnya, tetapi orang lain yang sama sekali tidak ada hubungan darah.
Saat pacar meminta ditemani berbelanja, pasti dengan sigapnya kita meng”iya”kan, saat Ibu kita meminta kita menemani belanja, “Males Buk, Malu dilihat teman-teman...nanti dikira anak mama.” Memangnya kenapa jika kita dianggap anak mama? Bukankah memang kita adalah anak mama? Jika kita putus dengan pacar, suatu saat pasti ada penggantinya. Tetapi, apakah Ibu bisa tergantikan?
Belum terlambat mengucapkan cinta pada sosok Ibu kita masing-masing. Sekedar mengucapkan terimakasih karena kita telah terlahir dan menjadi sosok seperti sekarang. Jadikan tanggal 22 Desember bukan hanya ceremonial belaka, ungkapkan terimakasih kita kepada ibu atas kasih sayangnya selama ini, peluk dan cium beliau serta meminta maaf lah atas apa yang telah kita lakukan. Ingatlah bahwa surga ditelapak kaki Ibu.

Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu, Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu, Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku, Dengan apa membalas...ibu...ibu.... (Iwan Fals – Ibu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar