Jumat, 22 Juni 2012

Traumatik dalam Dunia Bimbingan dan Konseling


MENGIDENTIFIKASI TRAUMA YANG TERJADI DI KEHIDUPAN REMAJA
.
LAPORAN HASIL IDENTIFIKASI TRAUMA
A.    Identitas Observee

Nama                                       : Ratna Puspitasari
Tempat Tanggal Lahir                : Wonogiri,13 Oktober 1985
Agama                                     : Islam
Alamat                                     : (alamat lengkap disamarkan) Temboro, Karangtengah, Wonogiri
Pekerjaan                                : Petani dan Menjahit
Status                                      : Lajang
Pendidikan                               : SMA
 (NB : sebelum memahami kasusnya, refresing dulu dengan gambar ini yaaa :) => )

B.     Kasus Trauma
Kejadian traumatis karena dikhianati oleh calon suami

C.    Kronologis Peristiwa
Ratna Puspitasari,wanita 25 tahun di Desa Sawit Rt 02/X, Temboro, Karangtengah, menceritakan pengalaman traumatisnya yang terjadi 7 tahun yang lalu. Dia merasa sangat dikhianati oleh calon suaminya, dan ternyata calonnya itu telah menikah dengan orang lain.
Kisahnya :
Saat kelas VIII SMP Ratna memiliki kekasih yang juga tetangga desanya, namanya Muhari. Muhari ini berusia 4 tahun lebih tua dari Ratna, sejak itu memang mereka sudah serius. Bahkan orang tua mereka sudah saling menyetujui. Saat Muhari lulus SMK dia ingin pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, dia mengatakan kepada Ratna agar menunggunya pulang, dengan harapan nanti saat Ratna lulus SMA Muhari sudah memiliki cukup modal untuk menikah dengan Ratna dan membuka usaha di rumah.

Ratna menyetujuinya, karena saat itu dia masih kelas X SMA dan tidak mungkin ikut Muhari ke Jakarta. Saat Ratna kelas XII, Muhari melamarnya dan orang tua mereka telah menentukan tanggal pernikahan mereka. Pada intinya setelah Ratna lulus, setahun kemudian mereka segera dinikahkan. Untuk melanjutkan sekolah, Ratna berencana setelah lulus SMA nanti dia kursus menjahit.
Saat di Jakarta masih 2 tahun lamanya, Muhari tidak menunjukkan sesuatu hal mencurigakan. Dia masih menghubungi Ratna melalui sms, telphon maupun dengan surat. Tetapi memang 3 tahun di sana, Muhari mulai jarang sekali telphon maupun sms, Ratna tidak mencurigainya. Ratna percaya bahwa Muhari sibuk dengan pekerjaannya di bengkel dan mungkin sedang berusaha keras mencari uang untuk masa depan mereka. Namun saat malam kelulusan, Ratna berusaha menghubungi Muhari untuk mengabarkan bahwa dia lulus dengan nilai yang baik, tetapi Muhari tidak menjawab telphonnya sama sekali. Bahkan Muhari mengirimkan pesan singkat yang isinya, “tolong jangan hubungi saya lagi”
Berminggu-minggu Ratna mencoba mencari kabar tentang Muhari, tetapi tidak ada yang tahu. Bahkan orang tua Muharipun tidak mendapatkan kabar apa-apa dari anaknya. Ratna mencoba menunggu dan berfikir positif, karena memang sebelumnya Ratna maupun Muhari tidak memiliki masalah apapun, mungkin beberapa bulan menjelang pernikahan mereka nanti Muhari akan pulang. Ratna mencoba menyibukkan dirinya dengan kursusnya dan bersabar menunggu Muhari.
Delapan bulan menuju pernikahan, Ratna dibuat kaget oleh kabar bahwa Muhari akan menikah dengan gadis Bandung yang di kenalnya di Jakarta. Bahkan keluarga besar Muharipun kaget, tetapi apa mau dikata bahwa Muhari menikah dengan wanita lain. Dan ternyata meninggalkan Ratna begitu saja tanpa ada permasalahan sebelumnya ataupun penjelasan sebelumnya. Ratna merasa dikhianati, dia merasa sakit hati dan dendam kepada Muhari. Bahkan dia sempat melukai dirinya sendiri dan menangis setiap hari. Orang tua berusaha menguatkan Ratna, tetapi tetap saja Ratna merasa tercampakkan dan putus asa. Bahkan menjelang pernikahan mereka, Muhari telah menikah dengan gadis lain dan melupakan semua janji mereka dulu yang telah bertahun-tahun mereka ikat.
D.    Gejala Trauma
Gejala-gejala traumatik yang ditampilkan Ratna Puspitasari adalah sebagai berikut:
1.      Memiliki ingatan yang kuat dan berulang-ulang  terhadap peristiwa pengkhianatan kekasihnya
2.      Sering menangis apabila sendiri,karena tiap kali istirahat dan tidak melakukan apa-apa ia akan mengingat kembali peristiwa traumatik tersebut
3.      Saat orang tua Ratna beusaha mendekatkan atau menyuruh Ratna untuk dekat dengan lelaki lain, Ratna takut dan membenci orang tersebut
4.      Ratna cenderung tidak mempercayai orang lain, apalagi janji maupun ucapan lelali. Bagi Ratna semua itu hanya bohong dan bualan.
5.      Adanya perubahan sikap terhadap tetangganyanya karena merasa malu akan kehidupannya sekarang (gagal menikah)
6.      Merasa mengapa semua ini terjadi kepadanya dan bukan kepada orang lain, padahal selama ini dia telah berusaha setia saat Muhari merantau di Jakarta
7.      Pada saat awal mengetahui Muhari menikah dengan gadis lain, Ratna sering mimpi buruk
E.     Dampak Trauma
Dampak yang dirasakan oleh Ratna Puspitasari setelah mengalami kejadian traumatiknya yaitu :
1.      Merasa takut dan tidak minat untuk membina hubungan lagi dengan lawan jenis
2.      Depresi karena menjalani hidup yang cukup berat malu karena tidak jadi menikah
3.      Merasa bahwa semua laki-laki itu tidak dapat dipercaya dan akan selalu berkhianat berulang-ulang kepada wanita
4.      Lebih menutup diri dengan lingkungan sekitar kecuali jika dalam keadaan bekerja(menjahit dan bercocok tanam membantu orang tuanya)
5.      Menjadikan ia mampu untuk menjalani usaha baru sehingga dapat mandiri secara finansial dan tidak bergantung ke orang lain (bisa membantu orang tuanya membangun rumah)
6.      Berusaha untuk selalu menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan dan mengurangi untuk berdiam diri karena nanti akan mengingatkannya pada masa lalunya
7.      Pernah mencakar mukanya sendiri sehingga membuat bekas di wajahnya

F.     Follow Up Terhadap Trauma
  1. Memberikan perasaan nyaman dan aman terhadap Ratna Puspitasari
  2. Memberi  pengertian bahwa jangan menyamaratakam orang-orang lain dengan mantan kekasihnya atau wanita perebut tersebut karena tiap orang itu memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda-beda.
  3. Berusaha untuk belajar membuka diri dengan lingkungan sekitar,dengan begitu ia tidak akan merasa sendiri dan menyadari bahwa di luar sana masih ada banyak orang yang mengasihi dan peduli padanya
  4. Selain itu, berusaha untuk berempati dan menunjukkan pikiran positif bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih indah di balik semua ini
  5. Menunjukkan bahwa peristiwa ini mungkin juga dapat dialami oleh orang lain dan bahkan lebih berat namun mereka juga mampu tegar menghadapi semua ini,hendaknya diberikan kisah inspirator wanita-wanita hebat
  6. Selanjutnya diajak untuk berpikir positif, membangun cita-cita yang baik, diajak untuk mengetahui bahwa masa depannya masih panjang dan masih banyak orang yang lebih baik dari pada mantannya itu
  7. Mengajak Ratna untuk mengambil hikmah dari permasalahannya itu, dan berfikir positif terhadap rencana Tuhan.  Tuhan pasti memberi jodoh yang lebih baik daripada mantannya tersebut.
  8. Ingatkan bahwa masa lalu itu tidaklah penting untuk selalu dipikirkan dan yang terpenting dipikirkan hanyalah masa depan bagaimana bisa hidup lebih baik dan sukses.
  9. Katakan kepada diri Ratna Puspitasari untuk berhenti memikirkan bayangan traumatis itu lagi dan segera mengalihkannya pikiran untuk mencapai cita-cita hidup yang lebih baik lagi.
  10. Berbicaralah secara terbuka kepada orang terdekat misal keluarga bisa kakak atau adik yang sangat Ratna Puspitasari percayai dan dapat mendukungnya apa adanya dalam berbagai keputusan yang positif.
  11. Berusahalah untuk dapat memaafkan mantan pacar dan wanita yang telah merebutnya itu agar dapat meringankan beban perasaannya
Dengan langkah-langkah di atas diharapkan Ratna Puspitasari mampu untuk bangkit, melupakan kejadian traumatiknya dan termotivasi untuk membangun kehidupan yang lebih baik karena memang masadepannya masih panjang dan dia masih muda.
G.    Kesimpulan
Untuk membantu orang yang mengalami trauma terhadap kejadian masa lalu yang menyakitkan, memang perlu memiliki kesabaran dan mendapat kepercayaan dari orang yang memiliki trauma tersebut. Setelah orang yang mengalami trauma itu percaya dengan kita, maka kita mulai ajak dia untuk bercerita. Dengan bercerita, itu bisa mengurangi sedikit beban batinnya. Baru setelah itu kita memberikan motivasi dan kepercayaan diri bahwa semua itu adalah ujian kehidupan, mungkin saat ini dia terjatuh. Setelah terjatuh kembalilah bangkit dan melanjutkan perjalanan. Karena dengan berhenti atau menyerah (pasrah) itu tidak akan merubah masalalunya.
Setelah kita memotivasi, baru kita memberikan pemahaman kepada dia bahwa membenci seseorang dan menyakiti diri sendiri itu merupakan hal yang tidak baik dan dilarang dalam agama. Meningkatkan ketaqwaan terhdap Tuhan dapat membuat hatinya lebih tenang dan tidak mendendam lagi. Membuka pikiran dan memulai membuka hati kedapa orang lain, akan membuat dia mengerti bahwa semua orang tidak sejahat yang ada dalam pikirannya. Karena kepribadian dan karakter seseorang itu berbeda-beda.

^^Semoga Bermanfaat ya^^
Jangan lupa mem’vote atau memberi komentar atau masukan atau apapun lah agar kedepannya blog ini tambah atau bisa bermanfaat lagi.


2 komentar:

  1. makasih atas informasinya. ckckck tapi knp ada photo donghae? apa donghae calon suaminya?

    BalasHapus
  2. hehehehehe cuma buat refreshing saja ^^

    BalasHapus