Alhamdulillahi
hamdan katsiro, wa khoiron najidan, Hawalladzi arsala rosulahu bil huda
waddinil haqqi liyudhhirohu ‘aladdini kullihi walaukari hal mutsrikun,
Wassholatu wassalamu ‘ala atsrofil anbiya i walmursalin wa’ala alihi wa as
khabihi ajma’in. Atshadu an la ilaha illallah wakhdahula tsarikalahu, wa
atshadu anna muhammadan ‘abduhu warosuluhulladzi laa nabiyya ba’da, Amma
ba’du....
Kepada yang terhormat pembaca blogger yang
dimuliakan Allah SWT.....
Marilah kita panjatkan syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada kita, sehinggga
kita masih diberi kesempatan menyambut bulan puasa—dan bulan ramadhan ini
(nanti) dengan penuh nikmat tanpa ada halangan suatu apa.
Sholawat serta salam marilah selalu kita
lantunkan kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW yang akan selalu
memberikan syafaatnya kepada kita hingga hari akhir nanti agar kita selalu
berjalan diatas jalan yang lurus.
Pada kesempatan kali ini saya akan
menyampaikan sedikit tentang hakikat syahadat, kedahsyatannya dan saksi-saksi yang mengamini syahadat yang kita ucapkan.
Syahadat adalah gerbang masuk
islam, orang yang mengucapkan syahadat berarti telah masuk Islam.
“Aku bersaksi bawa tidak ada Tuhan
selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah”
Teman-teman pembaca yang berbahagia....
Syahadat bila kita renungkan memiliki
daya tersendiri dalam setiap katanya. Itulah sebabnya mengapa para abu gosok
ups...maksudnya abu bersaudara (Abu Jahal, Abu Lahab dan Abu sofyan) tidak
berani mengucapkan syahadat. Bukan karena mereka tidak fasih bahasa arab, bukan
karena tidak mengerti artinya atau karena tidak bisa membaca. Tetapi karena
mereka mengerti dan bisa membacalah yang membuat mereka takut mengucapkannya.
Ketika kita mengucapkan syahadat, ada 4
SAKSI yang menyaksikan ucapan kita (nggak bingung bahasanya bukan?) :
1.
Hati Nurani
Hati nurani adalah partikel terkecil dalam hati
manusia, yang dapat membedakan mana yang baik, mana yang buruk, mana yang halal
dan mana yang haram. Masalah hati nurani ini sejalan dengan yang diungkapkan
oleh tokoh psikologi, dalam bidang ilmu psikologi dikenal adanya teori
psikoanalisis yang dikemukakan oleh Sigmun
Freud (1856-1939). Dalam teorinya Freud mengungkapkan tentang struktur
kepribadian yang terdiri oleh tiga komponen:
a.
ID : suatu
hasrat biologis yang ingin selalu dipenuhi
b.
EGO : merupakan
suatu kendali diri yang mengendalikan id(dorongan/hasrat)
c.
SUPER EGO : merupakan kata hati yang menuntun
id(dorongan/hasrat) kearah normatif
Jadi sebenarnya manusia dalam bertindak itu sudah
memiliki kendali diri yang mengarahkan kita kearah perbuatan yang normatif,
tinggal kita memilih yang mana : selalu memenuhi hasrat/dorongan tersebut atau
mendengarkan kata hati dan kendali diri agar perilaku kita normatif. Terkadang
kita tahu bahwa perbuatan itu tidak baik, hati nurani telah mengatakan jika itu
tidak baik/tidak dibenarkan . Tetapi manusia selalu memiliki keinginan untuk
selalu memuaskan hasratnya sehingga hal itu tetap dilakukan. Perbuatan tersebut
dapat dikatakan dilakukan dengan emosional, padahal hal-hal yang dilakukan
dengan emosional akan berakhir dengan penyesalan.
Kembali ke permasalahan, pada hari akhir nanti semua
anggota tubuh kita termasuk hati nurani kita akan menjadi saksi atas semua
perbuatan yang kita lakukan. Seperti yang dijelaskan berikut :
“Pada hari ini Kami tutup mulut
mereka ; dan berbicara dengan kami, tangan mereka dan menjadi saksi kaki
mereka, tentang apa-apa yang telah mereka kerjakan” (Q.S. Yaasin : 65)
2.
Malaikat
Malaikat adalah hamba Allah yang paling taat, selalu
bertasbih dan mengagungkan kebesaran Allah SWT. Setiap tindakan, langkah dan
perkatan kita, malaikatlah yang mencatatnya. Coba sekarang renungkan, sudah
banyakkah kata-kata baik yang terucap? Atau malah kata-kata kotor yang selalu
diucapkan setiap hari? Kenapa kita tidak mengucapkan kalimat tasbih,
bersholawat atau berdzikir saja agar Allah juga mencintai kita?
3.
Alam semesta
Saat kita mengucapkan kalimat syahadat, saksi yang
ketiga adalah alam semesta. Bumi yang kita pijak ini, benda-benda yang ada
disekitar kita, akan menjadi saksi perbuatan kita. Contohnya batu, batu adalah
benda mati. Akan tetapi batu merupakan benda hidup bagi orang yang beriman. Karena
batu juga akan berbicara di hadapan Allah tentang perbuatan apa yang telah kita
lakukan dengan/didekat batu tersebut. Misalnya : kita menggunakan batu itu
untuk mencelakai orang lain, maka di hari akhir nanti batu tersebut akan
bersaksi kepada Allah tentang perbuatan yang telah kita lakukan dengan batu
itu.
4.
Allah SWT
Saksi yang keempat adalah Allah SWT, Maha dari
segala saksi, yang menggerakkan semua saksi untuk berbicara di hadapan-Nya. Semua
tidak luput dari penglihatan Allah SWT.
Orang yang beriman akan takut berbuat
maksiat karena merasa selalu diperhatikan Allah. Contoh : seseorang yang sedang
dirundung duka digoda temannya untuk minum-minuman keras agar bisa melupakan
masalahnya, temannya mengatakan tidak perlu malu atau takut nanti bisa ngumpet
di kamar saat mabuk. Sebenarnya orang itu juga ingin mencicipinya, karena
setiap manusia itu punya nafsu. Akan tetapi karena dia takut adzab Allah dan
merasa diperhatikan oleh Allah, dia menolak. Dengan menolak ajakan temannya
itu, berarti dia telah mengalahkan hawa nafsunya dan dia termasuk orang yang
beriman.
Oleh karena itu dimanapun kita berpijak
ingatlah Allah, pegang teguh kalimat syahadat sebagai penobang keimanan dan
amalkanlah. Cepatlah memohon ampun jika melakukan kesalahan karena Allah Maha
Pengampun.
“Tuhan langit dan Bumi dan apa yang
ada diantara keduanya, yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (Q.S. Sad : 66)
Demikianlah yang dapat saya sampaikan, mohon maaf
atas segala kekurangan dan kesalahan. Apabila ada manfaatnya marilah kita
saring sebagai sarana mengevaluasi diri.
Surakarta, 9 Juli 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar