Selasa, 01 Juli 2014

LENGKETNYA JENANG CINTA!




Cuaca di Solo akhir-akhir ini memang (sangat) tidak bisa di tebak. Habis panas cetar membahana, langsung hujan deras menggelegar (alay deh jadinya). Itulah yang dirasakan penghuni Kos Nona. Jangan protes tentang nama “Nona”. Namanya juga kos khusus cewek jadi sesimpel itu deh. Atau mungkin karena yang punya kos nggak kreatif?! Bisa juga sih. Kan bisa juga tuh namanya “Kos Putri Bidadari yang Tertukar”. Eits mungkin cukup “Kos Nona” aja lah…kalau kepanjangan malah jadi judul sinetron.
Sepulang kuliah, Isna menghempaskan dirinya ke sofa ruang tamu, “Hah…panasnya….jalan kaki lagi….coba kalau ada pacar yang antar jemput. Pasti nggak kepanasan”
“Ngarep kamu…..” Jawab Tina yang ikut ndelosor didekat Isna. “Huhh Panasnya…”
“Yee…..iya kali….masa kita udah semester banyak (baca : semester tua) nggak punya pacar?” Keluhnya
“Hm….mungkin karena kita cuma sibuk sama tabung reaksi dan bahan kimia apa ya? Trus cowok-cowok ngeliatnya kita udah kaya senyawa uranium aja? Jadi pada takut deh…” Tina menjawab polos
“Tambah ngayal kamu…! Masa Rima yang baru semester 2 udah dapet pacar di Solo? Haduh-haduuuhhhh kita terlalu kalah start Tin…”
“Bener juga ya Is….”
Tiba-tiba salah satu pintu kamar terbuka
“Hayow pada ngomongin apa? Pacar ya? Pada move on dong….cari dong…”
Isna dan Tina melongo, secara bersamaan mereka memprotes…“Apa Mbak Rinda? Move on? Hellowww???? “
“Kamu aja dari SMP sampai udah S2 gitu cuma nungguin satu orang pake bilang-bilang orang lain suruh move on.” Lanjut Isna
“Ye… tapi kan aku udah punya cowok sekarang…” Rinda membela diri
“Ah…..bilang aja selama 10 tahun nggak bisa cari cowok lain.” Tina melancarkan panahnya dan akhirnya….
“Huwaaaa…..Tina sangat kejam…..” Cubit Rinda

“Lagian Mbak Rinda aneh…udah jelas-jelas Mbak yang gak bisa move on kok nyuruh-nyuruh kita move on. Lagian move on dari siapa? Aku punya pacar aja belum….mungkin Isna tuh yang harus move on dari Dimas….”
“Tin….jangan bawa-bawa Dimas lagi…” Protes Isna dengan menunjukkan wajah seramnya
“Ups…keceplosan………..Maaf….” Tina nyengir kuda
Begitulah suasana Kos Nona (terutama lantai tiga). Bahkan bisa dikatakan tempat itu selalu ramai 24 jam. Ya sudah seperti warung burjo gitu…ada aja aktifivitasnya. Mulai dari memindah-mindah channel TV sampai ketemu acara yang bagus, liat film horror di leptop dan teriak-teriak sendiri, sampai muter lagu yang campur aduk. Ada yang muter lagu india, lagu Malaysia, pop galau, dan sebagainya. Untungnya yang punya kos tidak tinggal serumah, kalau iya mungkin sudah kena serangan jantung karena kelakuan anak-anak lantai 3 Kos Nona.
Saat Rinda, Isna dan Tina sedang berdebat ria. Satu lagi penghuni lantai 3 datang.
“Hoy..teman-teman tercinta,.,,,,besok bakal ada festival jenang lho dalam rangka menyambut HUT Solo….ada buanyak jenang gratis….” Seru Kinan girang
“Serius??” Rinda sang ratu gratisan langsung antusias
“Ya iya lah Mbak…masa iya bohongan…. Banyak dibagiin jenang…mulai jenang grendul, jenang sumsum, bahkan jenang tolak balak juga ada….keren kan?!”
“Wah….okey ayo berangkat.”
“Hmmmm Mbak Rinda mah dimana ada gratisan disitu semangat membara…” Celetuk Tina
Isna terlihat berfikir, “Mbak, Ada nggak jenang yang buat nglancarin jodoh?”
“em….kalau itu aku nggak tau ya…tapi menurut kabar bakal ada jenang cinta juga….tapi untuk apa fungsinya nggak tahu…Gimana? Pada mau berangkat nggak?” Tanya Kinan kemudian
Semua saling berpandangan, dan keputusan sudah diambil…
”Aye sir…!!!!” seru mereka.
---------------------------------------------------
Minggu pagi. Waktu baru menunjukkan jam 5, tetapi sudah ada keributan di lantai 3.
“Mbak Rinda…cepetan dong pup-nya….giliran mandi ku nih….” Gedor Isna
“Aku antri nomor 3” Teriak Kinan
“Aku habis mbak Kinan…” Tina ikut teriak
“Nggak usah antri kamu, udah yang terakhir kali Tin…” Sahut Kinan sambil menarik selimutnya rapat-rapat.
Upacara mandi dan dandan anak-anak Kos Nona (lantai 3) ternyata memakan waktu beribu-ribu detik (biar terkesan lama). Bahkan Taxi yang ditelphon sudah datang, entah datang dari jam berapa. Mungkin bisa dilihat Bapak sopir Taxinya sudah berjamur atau belum untuk melihat seberapa lama beliau menunggu.
“Selamat Pagi Pak Sammy….” Sapa kompak anak-anak Kos Nona
“Selamat Pagi neng…mau ke Festival jenang ya?” Jawab Pak Taxi yang dipanggil Pak Sammy. Nama Aslinya adalah Samuri.
“Aye Sir!” Jawab Mereka
Entah sejak kapan nama Samuri berubah menjadi Sammy. Mungkin sejak kos Nona Lantai 3 generasi pertama.
Sekedar Informasi Kos Nona belum lama dibangun, dan generasi pertama yang tersisa adalah Rinda. Rinda masih Kos disana sebab dia melanjutkan S2.
Disusul generasi kedua adalah Kinan.
Generasi ketiga adalah Tina, Isna dan Indi (Indi adalah adik kandung dari Rinda. Saat ini dia sedang pulang kampung ke Surabaya)
Generasi keempat yang saat ini masih semester II adalah Rima, sayangnya dia juga sedang pulang kampung.
Beberapa menit kemudina Taxi yang ditumpangi merekapun sampai. Tidak seperti biasanya Ngarsopuro pagi ini sudah sangat ramai. Semua stand jenang telah berjajar rapi…
“Wah…aku mau antri di jenang Sumsum….” Rinda kemudian berlari mengambil antrian tepat didepan stand jenang sumsum.
“Emmm….aku di jenang cinta ah…” Isna tersenyum lebar sambil berlalu
“Eh..ni anak berangkat bareng malah pada mencar kemana-mana…” Protes Kinan
“Aku ikut Isna aja deh…di jenang Cinta…siapa tahu dapet cinta….” Tina berlari mengejar Isna
“Haduw….” Kinan menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya. Dengan sigap ia memegang tangan itu dan berposisi membantingnya.
“Eit…Eit….sakit lho Yank….Haduh susahnya pacaran sama preman.” Keluh orang itu
“Lho? Hans?” Kinan melepas cengkeramannya, “Maaf aku kira orang mesum.”
“Kalau ampe patah tulang kamu mesti gendong aku sampai rumah Yank.”
“Iya-iya maaf…lagian katanya nggak mau kesini…kok nyusul?”
“Aku kangan sama kamu... Ngomong-ngomong kok kamu sendiri? Temen-temen kamu mana?”
“Jangan ditanya kemana deh…..Tuh dah pada di stand jenang favoritnya masing-masing.” Kinan memanyunkan bibirnya
“O gitu…ya udah aku mau ke jenang tiga warna ah…” Hans berlari ke arah stand jenan tiga warna
“Lho…? Pacar macam apa sih dia….” Dengusnya kesal
Pada akhirnya Kinan mendapatkan jenang sagu dan rasanya enak sekali, dia duduk mengawasi teman-temannya yang masih antri memperebutkan jenang.
Di lain tempat Isna dan Tina sudah siap didepan kwali jenang cinta.
“Tin… untung kita paling depan…jadi kita dapet cepet deh…” Ucap Isna
“Iya is…Udah nggak sabar…Tadi aku lihat Mbak Kinan udah pRindah 2 stand. Ternyata Mbak Kinan dan Mbak Rinda sama rakusnya.” Jawab Aftin
Saat jenang cinta hampir sampai di depan Isna, tiba-tiba ada tangan yang menyerobotnya dari belakang. Dan insiden kecil terjadi
“Hoy….” Isna menoleh ke belakang
Sesosok cowok tinggi dan manis kaget memandang Isna yang memelototinya
“Ya elah mbak…mbak kan di depan…bisa dapet cepet kan?” Kata cowok itu kemudian
“Enak aja….liat nih santannya numpahin rambutku….” Jawab Isna geram
“Lho? Iya to mbak? Aduh maaf mbak….nggak apa-apa mbak…kan bisa buat creambath…santan kelapa kan menguatkan rambut.” Bela cowok itu tanpa rasa bersalah
Isna menahan marahnya. “Okey sekarang fokus dengan  jenangnya. Orang bego nggak usah dipikir.” Kata Isna dalam hati
“Tin…aku udah dapet jenangnya…aku mau duduk sama Mbak Kinan…. Nanti kamu nyusul ya… mau bersihin rambutku yang kena santan nih.”
“Oke Is…” Jawab Tina masih terfokus dengan antriannya. Tiba-tiba dari arah belakang ada yang mendorongnya. Tak mau kalah Tina juga memberikan perlawanan dengan mendorong ke arah belakang
“Aduh-aduh mbak…maaf…aku nggak ikutan dorong lho…tuh dari belakang.” Kata orang di belakangnya
Tina menoleh,“Wooo gimana sih…cowok kok sukanya dorong-dorong. Sabar napa? Habis ni juga giliran kamu.”
“Mbaknya galak banget….yang tadi dorong tuh orang-orang dibelakang ku mbak bukan saya…” Belanya
“Kamu kan juga dibelakang ku kan?” Jawab Tina ketus sambil berlalu pergi.
Satu jam kemudian
“Ah kenyangnya….” Kata Rinda sambil membelai lembut perutnya
“Iya kenyang banget…” Jawab Kinan setuju
“Lho? Kok Isna dan Tina dari tadi cemberut?” Kata Hans heran
“Tadi ketemu sama orang rese mas…Masa aku ditumpahin santan nih…jadi lengket kan rambutku.” Isna menggerutu
“Iya aku ketemu cowok aneh…masa tau cewek antri di depannya di dorong-dorong terus. Untung nggak jatuh… kalau aku sampai jatuh tuh mas-mas udah aku tendang.” Kata Tina geram
“Sudah-sudah..namanya juga di keramaian…coba kalau tadi bayar seratus ribu pasti nggak berdesak-desakan.” Kata Rinda bijak
“Kalian mau pulang naik apa?” Hans mengalihkan pembicaraan
“Em….naik Batik Trans Solo aja Mas.” Jawab Isna
“Nggak naik Taxi sama aku yank?” Tanya Hans pada Kinan
“Nggak ah, aku mau bareng sama temen-temen aja.” Jawab Kinan sambil tersenyum
Setelah berfikir lama, akhirnya Hans membuat keputusan “Ya udah deh aku ikut naik Batik Trans Solo”
Setelah lima menit menunggu, akhirnya Batik Trans Solo datang. Mereka dengan gembira (dan kenyang) naik ke dalam bus.
Tina dan Isna terlihat membelalakkan mata. Hal itu disadari oleh Kinan
“Kalian kenapa? Serem amat. Ntar penumpang lain takut gimana?” Kinan memperingatkan
“sssttt…tau nggak mbak, tuh di pojok belakang orang rese yang numpahin santan.” Jawab Isna
“iya tu orang aneh yang dorong aku. Kayaknya temenan deh mereka.Pantesan sama-sama rese”
Kinan celingukan mencari orang yang dimaksud
“Ada apa yank?” Hans heran
“Itu katanya Isna sama Tina di kursi belakang ada orang yang bikin mereka BT.”
“Mana?” Hans ikut mencari
“oh itu…..Hey Raka….Bagas….tumben naik bis…..” Hans menyapa dua orang yang membuat Tina dan Isna manyun.
Dua orang itu kemudian menghampiri Hans, terlihat Isna dan Tina seperti singa yang hendak menerkam rusa.
“Hans…apa kabar….habis dari festival nih. Kamu ma siapa?” Sapa cowok yang tadi dipanggil Raka
“Nih ma cewek ku dan temen-temennya cewekku. Heran, kalian dari SMA sampai sekarang barengan terus. Pacarnya mana?” Sindir Hans
“Sialan kamu! Belum laku nih…cariin dong.” Jawab Bagas memelas
“Oiya, belum kenalan. Halow mbak, aku Bagas dan yang jelek ini Raka. Mbak pacarnya Hans ya?”
Kinan meringis,”Halow juga mas…..dan ini teman-temanku….” Jawab Kinan sambil menunjuk teman-temannya
“Lho? Mbak yang tadi kan ya? Nggak nyangka ketemu lagi….” Raka tersenyum sumringah
“Udah kenal?” Hans heran
“Iya mas…tuh yang tadi nge-creambath rambutku pake santan…” Jawab Isna berapi-api
“Dan yang namanya Bagas, yang tadi dorong aku ampe mau nyungsep di kuali mas…” Tina tak kalah memprotes
“Haduh-haduh….gini…temen-temen..kenalin ini Bagas dan Raka temenku SMA. Sekarang Bagas kuliah juga di kampus kita di jurusan DKV. Nah kalau Raka di jurusan Teknik Mesin. Ayo kenalan….” Hans berusaha menengahi
“Nggak mau!!!!!!!!!!” Jawab Tina dan Isna kompak
“Eh mbak cantik nggak boleh marah-marah….maaf deh mbak…gimana kalau mulai sekarang temenan…” Ucap Raka dengan modus
“Iya…banyak temen kan banyak rejeki…” Bagas tak mau kalah
“Nggak mau!!!!!!” Jawab Isna dan Tina sekali lagi dengan kompak
Hans dan Kinan saling berpandangan,
“Yank, tadi itu jenang cinta apa jenang benci sih yang mereka makan?” Tanya Hans heran
“Nggak tahu yank….kok malah mereka jadi kaya kucing dan anjing gitu.”
“Iya…Bagas sama Raka juga malah godain Isna sama Tina terus lagi.”
“Emang beneran mereka belum punya pacar?” Kinan penasaran
“Belum lah…mereka juga salah satu temen deketku dulu….jangan-jangan jodoh lagi yank sama temen kos mu…”
“Udah biarin aja….dari benci  kan muncul cinta…..” Jawab Rinda dengan cool, padahal sedari naik bus tadi sudah mengambil posisi tidur.
-------Kisah ini belum berakhir, hanya saja bingung menceritakannya-------

KISAH INI HANYA KARANGAN BELAKA
APABILA ADA KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DAN KEJADIAN
ITU SEMATA-MATA HANYA HIBURAN SEMATA.

2 komentar:

  1. Makin sukses untuk websitenya, kami akan selalu mengikuti dan hadir sebagai sahabat yang baik. Terimakasih banyak, pak/bu

    BalasHapus