Cuaca di Solo akhir-akhir ini memang (sangat) tidak
bisa di tebak. Habis panas cetar membahana, langsung hujan deras menggelegar
(alay deh jadinya). Itulah yang dirasakan penghuni Kos Nona. Jangan protes
tentang nama “Nona”. Namanya juga kos khusus cewek jadi sesimpel itu deh. Atau
mungkin karena yang punya kos nggak kreatif?! Bisa juga sih. Kan bisa juga tuh
namanya “Kos Putri Bidadari yang Tertukar”. Eits mungkin cukup “Kos Nona” aja
lah…kalau kepanjangan malah jadi judul sinetron.
Sepulang kuliah, Isna menghempaskan dirinya ke sofa
ruang tamu, “Hah…panasnya….jalan kaki lagi….coba kalau ada pacar yang antar
jemput. Pasti nggak kepanasan”
“Ngarep kamu…..” Jawab Tina yang ikut ndelosor
didekat Isna. “Huhh Panasnya…”
“Yee…..iya kali….masa kita udah semester banyak (baca : semester tua) nggak punya pacar?” Keluhnya
“Hm….mungkin karena kita cuma sibuk sama tabung
reaksi dan bahan kimia apa ya? Trus cowok-cowok ngeliatnya kita udah kaya
senyawa uranium aja? Jadi pada takut deh…” Tina menjawab polos
“Tambah ngayal kamu…! Masa Rima yang baru semester 2
udah dapet pacar di Solo? Haduh-haduuuhhhh kita terlalu kalah start Tin…”
“Bener juga ya Is….”
Tiba-tiba salah satu pintu kamar terbuka
“Hayow pada ngomongin apa? Pacar ya? Pada move on
dong….cari dong…”
Isna dan Tina melongo, secara bersamaan mereka
memprotes…“Apa Mbak Rinda? Move on? Hellowww???? “
“Kamu aja dari SMP sampai udah S2 gitu cuma nungguin
satu orang pake bilang-bilang orang lain suruh move on.” Lanjut Isna
“Ye… tapi kan aku udah punya cowok sekarang…” Rinda
membela diri
“Ah…..bilang aja selama 10 tahun nggak bisa cari
cowok lain.” Tina melancarkan panahnya dan akhirnya….
“Huwaaaa…..Tina sangat kejam…..” Cubit Rinda
“Lagian Mbak Rinda aneh…udah jelas-jelas Mbak yang
gak bisa move on kok nyuruh-nyuruh kita move on. Lagian move on dari siapa? Aku
punya pacar aja belum….mungkin Isna tuh yang harus move on dari Dimas….”
“Tin….jangan bawa-bawa Dimas lagi…” Protes Isna
dengan menunjukkan wajah seramnya
“Ups…keceplosan………..Maaf….” Tina nyengir kuda
Begitulah suasana Kos Nona (terutama lantai tiga).
Bahkan bisa dikatakan tempat itu selalu ramai 24 jam. Ya sudah seperti warung
burjo gitu…ada aja aktifivitasnya. Mulai dari memindah-mindah channel TV sampai
ketemu acara yang bagus, liat film horror di leptop dan teriak-teriak sendiri,
sampai muter lagu yang campur aduk. Ada yang muter lagu india, lagu Malaysia,
pop galau, dan sebagainya. Untungnya yang punya kos tidak tinggal serumah,
kalau iya mungkin sudah kena serangan jantung karena kelakuan anak-anak lantai
3 Kos Nona.
Saat Rinda, Isna dan Tina sedang berdebat ria. Satu
lagi penghuni lantai 3 datang.
“Hoy..teman-teman tercinta,.,,,,besok bakal ada
festival jenang lho dalam rangka menyambut HUT Solo….ada buanyak jenang
gratis….” Seru Kinan girang
“Serius??” Rinda sang ratu gratisan langsung
antusias
“Ya iya lah Mbak…masa iya bohongan…. Banyak dibagiin
jenang…mulai jenang grendul, jenang sumsum, bahkan jenang tolak balak juga
ada….keren kan?!”
“Wah….okey ayo berangkat.”
“Hmmmm Mbak Rinda mah dimana ada gratisan disitu
semangat membara…” Celetuk Tina
Isna terlihat berfikir, “Mbak, Ada nggak jenang yang
buat nglancarin jodoh?”
“em….kalau itu aku nggak tau ya…tapi menurut kabar
bakal ada jenang cinta juga….tapi untuk apa fungsinya nggak tahu…Gimana? Pada
mau berangkat nggak?” Tanya Kinan kemudian
Semua saling berpandangan, dan keputusan sudah
diambil…
”Aye sir…!!!!” seru mereka.
---------------------------------------------------
Minggu pagi. Waktu baru menunjukkan jam 5, tetapi
sudah ada keributan di lantai 3.
“Mbak Rinda…cepetan dong pup-nya….giliran mandi ku
nih….” Gedor Isna
“Aku antri nomor 3” Teriak Kinan
“Aku habis mbak Kinan…” Tina ikut teriak
“Nggak usah antri kamu, udah yang terakhir kali Tin…”
Sahut Kinan sambil menarik selimutnya rapat-rapat.
Upacara mandi dan dandan anak-anak Kos Nona (lantai
3) ternyata memakan waktu beribu-ribu detik (biar terkesan lama). Bahkan Taxi
yang ditelphon sudah datang, entah datang dari jam berapa. Mungkin bisa dilihat
Bapak sopir Taxinya sudah berjamur atau belum untuk melihat seberapa lama
beliau menunggu.
“Selamat Pagi Pak Sammy….” Sapa kompak anak-anak Kos
Nona
“Selamat Pagi neng…mau ke Festival jenang ya?” Jawab
Pak Taxi yang dipanggil Pak Sammy. Nama Aslinya adalah Samuri.
“Aye Sir!” Jawab Mereka
Entah sejak kapan nama Samuri berubah menjadi Sammy.
Mungkin sejak kos Nona Lantai 3 generasi pertama.
Sekedar Informasi Kos Nona belum lama dibangun, dan
generasi pertama yang tersisa adalah Rinda. Rinda masih Kos disana sebab dia
melanjutkan S2.
Disusul generasi kedua adalah Kinan.
Generasi ketiga adalah Tina, Isna dan Indi (Indi
adalah adik kandung dari Rinda. Saat ini dia sedang pulang kampung ke Surabaya)
Generasi keempat yang saat ini masih semester II
adalah Rima, sayangnya dia juga sedang pulang kampung.
Beberapa menit kemudina Taxi yang ditumpangi
merekapun sampai. Tidak seperti biasanya Ngarsopuro pagi ini sudah sangat
ramai. Semua stand jenang telah berjajar rapi…
“Wah…aku mau antri di jenang Sumsum….” Rinda
kemudian berlari mengambil antrian tepat didepan stand jenang sumsum.
“Emmm….aku di jenang cinta ah…” Isna tersenyum lebar
sambil berlalu
“Eh..ni anak berangkat bareng malah pada mencar
kemana-mana…” Protes Kinan
“Aku ikut Isna aja deh…di jenang Cinta…siapa tahu
dapet cinta….” Tina berlari mengejar Isna
“Haduw….” Kinan menggaruk kepalanya yang sama sekali
tidak gatal. Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya. Dengan sigap ia memegang
tangan itu dan berposisi membantingnya.
“Eit…Eit….sakit lho Yank….Haduh susahnya pacaran
sama preman.” Keluh orang itu
“Lho? Hans?” Kinan melepas cengkeramannya, “Maaf aku
kira orang mesum.”
“Kalau ampe patah tulang kamu mesti gendong aku
sampai rumah Yank.”
“Iya-iya maaf…lagian katanya nggak mau kesini…kok
nyusul?”
“Aku kangan sama kamu... Ngomong-ngomong kok kamu
sendiri? Temen-temen kamu mana?”
“Jangan ditanya kemana deh…..Tuh dah pada di stand
jenang favoritnya masing-masing.” Kinan memanyunkan bibirnya
“O gitu…ya udah aku mau ke jenang tiga warna ah…”
Hans berlari ke arah stand jenan tiga warna
“Lho…? Pacar macam apa sih dia….” Dengusnya kesal
Pada akhirnya Kinan mendapatkan jenang sagu dan
rasanya enak sekali, dia duduk mengawasi teman-temannya yang masih antri
memperebutkan jenang.
Di lain tempat Isna dan Tina sudah siap didepan
kwali jenang cinta.
“Tin… untung kita paling depan…jadi kita dapet cepet
deh…” Ucap Isna
“Iya is…Udah nggak sabar…Tadi aku lihat Mbak Kinan
udah pRindah 2 stand. Ternyata Mbak Kinan dan Mbak Rinda sama rakusnya.” Jawab
Aftin
Saat jenang cinta hampir sampai di depan Isna,
tiba-tiba ada tangan yang menyerobotnya dari belakang. Dan insiden kecil
terjadi
“Hoy….” Isna menoleh ke belakang
Sesosok cowok tinggi dan manis kaget memandang Isna
yang memelototinya
“Ya elah mbak…mbak kan di depan…bisa dapet cepet
kan?” Kata cowok itu kemudian
“Enak aja….liat nih santannya numpahin rambutku….”
Jawab Isna geram
“Lho? Iya to mbak? Aduh maaf mbak….nggak apa-apa
mbak…kan bisa buat creambath…santan kelapa kan menguatkan rambut.” Bela cowok
itu tanpa rasa bersalah
Isna menahan marahnya. “Okey sekarang fokus dengan jenangnya.
Orang bego nggak usah dipikir.” Kata Isna dalam hati
“Tin…aku udah dapet jenangnya…aku mau duduk sama Mbak
Kinan…. Nanti kamu nyusul ya… mau bersihin rambutku yang kena santan nih.”
“Oke Is…” Jawab Tina masih terfokus dengan
antriannya. Tiba-tiba dari arah belakang ada yang mendorongnya. Tak mau kalah Tina
juga memberikan perlawanan dengan mendorong ke arah belakang
“Aduh-aduh mbak…maaf…aku nggak ikutan dorong lho…tuh
dari belakang.” Kata orang di belakangnya
Tina menoleh,“Wooo gimana sih…cowok kok sukanya
dorong-dorong. Sabar napa? Habis ni juga giliran kamu.”
“Mbaknya galak banget….yang tadi dorong tuh
orang-orang dibelakang ku mbak bukan saya…” Belanya
“Kamu kan juga dibelakang ku kan?” Jawab Tina ketus
sambil berlalu pergi.
Satu jam kemudian
“Ah kenyangnya….” Kata Rinda sambil membelai lembut
perutnya
“Iya kenyang banget…” Jawab Kinan setuju
“Lho? Kok Isna dan Tina dari tadi cemberut?” Kata
Hans heran
“Tadi ketemu sama orang rese mas…Masa aku ditumpahin
santan nih…jadi lengket kan rambutku.” Isna menggerutu
“Iya aku ketemu cowok aneh…masa tau cewek antri di
depannya di dorong-dorong terus. Untung nggak jatuh… kalau aku sampai jatuh tuh
mas-mas udah aku tendang.” Kata Tina geram
“Sudah-sudah..namanya juga di keramaian…coba kalau
tadi bayar seratus ribu pasti nggak berdesak-desakan.” Kata Rinda bijak
“Kalian mau pulang naik apa?” Hans mengalihkan
pembicaraan
“Em….naik Batik Trans Solo aja Mas.” Jawab Isna
“Nggak naik Taxi sama aku yank?” Tanya Hans pada Kinan
“Nggak ah, aku mau bareng sama temen-temen aja.”
Jawab Kinan sambil tersenyum
Setelah berfikir lama, akhirnya Hans membuat
keputusan “Ya udah deh aku ikut naik Batik Trans Solo”
Setelah lima menit menunggu, akhirnya Batik Trans
Solo datang. Mereka dengan gembira (dan kenyang) naik ke dalam bus.
Tina dan Isna terlihat membelalakkan mata. Hal itu
disadari oleh Kinan
“Kalian kenapa? Serem amat. Ntar penumpang lain
takut gimana?” Kinan memperingatkan
“sssttt…tau nggak mbak, tuh di pojok belakang orang
rese yang numpahin santan.” Jawab Isna
“iya tu orang aneh yang dorong aku. Kayaknya temenan
deh mereka.Pantesan sama-sama rese”
Kinan celingukan mencari orang yang dimaksud
“Ada apa yank?” Hans heran
“Itu katanya Isna sama Tina di kursi belakang ada
orang yang bikin mereka BT.”
“Mana?” Hans ikut mencari
“oh itu…..Hey Raka….Bagas….tumben naik bis…..” Hans
menyapa dua orang yang membuat Tina dan Isna manyun.
Dua orang itu kemudian menghampiri Hans, terlihat
Isna dan Tina seperti singa yang hendak menerkam rusa.
“Hans…apa kabar….habis dari festival nih. Kamu ma
siapa?” Sapa cowok yang tadi dipanggil Raka
“Nih ma cewek ku dan temen-temennya cewekku. Heran,
kalian dari SMA sampai sekarang barengan terus. Pacarnya mana?” Sindir Hans
“Sialan kamu! Belum laku nih…cariin dong.” Jawab
Bagas memelas
“Oiya, belum kenalan. Halow mbak, aku Bagas dan yang
jelek ini Raka. Mbak pacarnya Hans ya?”
Kinan meringis,”Halow juga mas…..dan ini
teman-temanku….” Jawab Kinan sambil menunjuk teman-temannya
“Lho? Mbak yang tadi kan ya? Nggak nyangka ketemu
lagi….” Raka tersenyum sumringah
“Udah kenal?” Hans heran
“Iya mas…tuh yang tadi nge-creambath rambutku pake
santan…” Jawab Isna berapi-api
“Dan yang namanya Bagas, yang tadi dorong aku ampe
mau nyungsep di kuali mas…” Tina tak kalah memprotes
“Haduh-haduh….gini…temen-temen..kenalin ini Bagas
dan Raka temenku SMA. Sekarang Bagas kuliah juga di kampus kita di jurusan DKV.
Nah kalau Raka di jurusan Teknik Mesin. Ayo kenalan….” Hans berusaha menengahi
“Nggak mau!!!!!!!!!!” Jawab Tina dan Isna kompak
“Eh mbak cantik nggak boleh marah-marah….maaf deh
mbak…gimana kalau mulai sekarang temenan…” Ucap Raka dengan modus
“Iya…banyak temen kan banyak rejeki…” Bagas tak mau
kalah
“Nggak mau!!!!!!” Jawab Isna dan Tina sekali lagi
dengan kompak
Hans dan Kinan saling berpandangan,
“Yank, tadi itu jenang cinta apa jenang benci sih
yang mereka makan?” Tanya Hans heran
“Nggak tahu yank….kok malah mereka jadi kaya kucing
dan anjing gitu.”
“Iya…Bagas sama Raka juga malah godain Isna sama Tina
terus lagi.”
“Emang beneran mereka belum punya pacar?” Kinan
penasaran
“Belum lah…mereka juga salah satu temen deketku
dulu….jangan-jangan jodoh lagi yank sama temen kos mu…”
“Udah biarin aja….dari benci kan muncul cinta…..” Jawab Rinda dengan cool,
padahal sedari naik bus tadi sudah mengambil posisi tidur.
-------Kisah ini
belum berakhir, hanya saja bingung menceritakannya-------
KISAH INI HANYA KARANGAN BELAKA
APABILA ADA KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DAN KEJADIAN
ITU SEMATA-MATA HANYA HIBURAN SEMATA.
Makin sukses untuk websitenya, kami akan selalu mengikuti dan hadir sebagai sahabat yang baik. Terimakasih banyak, pak/bu
BalasHapusTerimakasih sudah mampir di blog saya :)
Hapus