Kamis, 22 November 2012

PRO DAN KONTRA TENTANG SEX EDUCATION


Bedakan Antara Hubungan Badan dengan Sex Education
            Sebelum membahas Sex Education atau pendidikan seks, kita tengok sebentar apa hakikat dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan merupakan kunci untuk kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi multipel kompetensi harus melewati proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
Agar terwujud sebuah pendidikan yang bermutu dan efisien, maka perlu disusun dan dilaksanakan program-program pendidikan yang mampu membelajarkan siswa secara berkelanjutan. Dengan mutu pendidikan yang optimal, diharapkan akan menghasilkan keunggulan sumber daya manusia yang dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang secara pesat. Hal tersebut menunjukkan bahwa keunggulan sumber daya manusia dapat dibentuk melalui pendidikan secara bertahap dan berkelanjutan.
            Akhir-akhir ini seperti yang diberitakan melalui berbagai media, tindak kriminal dan tingkat kekerasan seksual meningkat dan diperparah dengan pelaku-pelaku tersebut masih remaja bahkan ada yang masih di bawah umur. Hal ini memicu berbagai pertanyaan tentang peranan lembaga pendidik yang nampaknya kurang berhasil membentuk sikap sehat mental bagi semua peserta didiknya melalui mata pelajaran yang ada saat ini. Oleh sebab itu maka muncul pemikiran tentang perlunya penambahan pendidikan sex dalam kurikulum di negeri tercinta ini. Seperti halnya masalah lain, maka pemikiran ini juga ada beberapa yang menentang. Mereka yang menentang menganggap bahwa pendidikan sex itu tabu dan hanya akan membuat peserta didik leluasa melakukan hubungan di luar nikah.


            Alasan-alasan seperti itu adalah keliru dan salah besar. Pendidikan sex bukan mengajarkan anak untuk melakukan hubungan badan, tetapi lebih menyangkut pemahaman peran anak sebagai laki-laki dan perempuan. Pemahaman peran tersebut berguna agar anak dapat menghargai perbedaan jenis kelamin disekitarnya.  Bentuk menghargai itu misalnya sebagai seorang anak laki-laki harus melindungi anak perempuan atau bahkan dalam kebersihan kelas pekerjaan berat seperti mengangkat kursi dikerjakan laki-laki dan menyapu dikerjakan perempuan.
            Materi dalam pendidikan sex bisa disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di sekolah tersebut, materi itu nantinya dikemas dalam mata pelajaran-mata pelajaran yang ada. Kepiawaian guru dalam mengemas materi menjadi modal bagaimana membentuk sikap positif dan karakter yang sehat baik secara mental maupun jasmani pada peserta didik. Jika anak sudah mendapat wawasan secara terbuka dan benar maka anak akan paham dan menghindari dampak-dampak negatifnya. Tetapi apabila hanya sedikit yang merekatau, maka anak akan penasaran dan mencari-cari sendiri melalui internet atau media lain. Proses mencari informasi sendiri itulah yang perlu diwaspadai, tanpa adanya pengawasan akan berdampak yang tidak baik bagi anak.
            Aspek-aspek yang disampaikan dalam pendidikan sex tergantung dari kebutuhan sekolah tersebut karena ini menyangkut penanaman sikap sehat mental dan jasmani pada peserta didik. Aspek tersebut misalnya (a) pemahaman tentang dunia remaja dan pengaruh negatif/positif dalam pergaulan, (b) perbedaan fisik dan psikis antara laki-laki dan perempuan, (c) perlunya menjaga kesehatan diri terutama organ reproduksi, (d) perlunya memahami perkembangan remaja dan perubahan yang terjadi,  (e) perlunya pencapaian tugas-tugas perkembangan remaja, dan (f) penyaluran tenaga remaja yang berlebih dalam hal yang positif misalnya kompetisi olahraga atau ekstrakurikuler.

3 komentar: