Jumat, 06 Juli 2012

Verbatim RATIONAL EMOTIVE THERAPHY

ini adalah salah satu tugas praktikum konseling individual lho...untuk teori ini praktikum diampu oleh  Dr. S.S.Fadhilah, M. Pd. beliau adalah salah satu dosen Bimbingan dan Konseling, Universitas Sebelas Maret, Surakarta :)

SATUAN KEGIATAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL    
             
A.    Judul / Spesifikasi Layanan        : menganggap permasalahan yang dialami disebabkan oleh orang lain
B.       Bidang Bimbingan                    : Pribadi-Sosial
C.       Jenis Layanan                          : Konseling Individual
D.      Fungsi Layanan                        : Pemahaman dan Pengembangan
E.       Tujuan Layanan                        : Mengubah cara berpikir konseli dari yang irrasional menjadi rasional.

F.        Hasil yang ingin dicapai                           :
1.    Konseli dapat memahami keadaan diri secara baik
2.    Konseli dapat berpikir secara rasional
3.    Konseli dapat menemukan jalan keluar bagi masalahnya
G.      Sasaran Layanan                                      : Oky
H.      Uraian Kegiatan Pemberian Layanan      :
ü  Pendahuluan                                       :
a.       Menyambut dan menerima konseli dengan apa adanya.
b.      (Menciptakan hubungan baik) Membuka pembicaraan dengan topik-topik netral
ü  Inti                                                      :
c.          (Assesment )
Ø  Menggali informasi tentang keadaan konseli dan mendorong konseli untuk menguraikan permasalahan yang konseli alami.
d.      ( Antecedent Event/ Activity )
Ø  Merumuskan kejadian yang sebenarnya terjadi dan dialami konseli sehingga konseli memiliki irational belief.
e.       (Belief)
Ø  Merumuskan yang menjadi irational belief konseli atas kejadian yang sebenarnya terjadi. Sehingga konselor dapat memahami keyakinan konseli atas peristiwa yang dialami konseli.
f.        ( Consequence )
Ø  Merumuskan hasil yang dibentuk dari irational belief konseli. Dalam permasalahan ini consequence atas Antecedent Event adalah mengurung diri di kamar.
g.      ( Disputing )
Ø  Konselor melakukan proses konseling dengan men dispute atau melawan irational belief konseli dengan rational belief konseli. Dispute dilakukan dengan memberikan treatment berupa  Teknik Imitasi-Simulasi pada konseli.
h.      ( Effect/Expectation )
Ø  Hasil yang di dapatkan berupa keberhasilan dapat diubahnya irational Belief menjadi rational belief sehingga perilaku konseli dapat terarah pada perilaku yang lebih positif.
§  Penutup
i.        Membuat kesimpulan                       : Konselor menuntun konseli untuk membuat kesimpulan hasil konseling.
j.        Menutup pertemuan
I.         Tempat Penyelenggara Layanan              : Ruang BK
J.         Waktu                                                      : 3 x 35 Menit

K.      Metode                   : Konseling RET (Rational-Emotive Therapy)
L.       Teknik                                                      : 
·         Teknik Kognitif : home work assigments
·         Teknik Afektif   : Imitasi-simulasi
·         Teknik Behavioristik : Reinforcement
M.     Pihak yang diikutsertakan                        : Guru Pembimbing dan Konseli
N.      Rencana Penilaian dan tindak lanjut        :
1.    Mengamati perilaku konseli saat kegiatan konseling
       2.    Mengamati pilihan jalan keluar yang dipilih oleh konseli
O.  Catatan Khusus : Apabila di perlukan, dapat dilaksanakan konseling pada pertemuan berikutnya


VERBATIM KONSELING INDIVIDU

A.    IDENTITAS KONSELI
Nama                          : Oki Margareta
Kelas                           : XI IPS 2
Usia                             : 17 tahun
Rangkuman Masalah  : menyalahkan orang lain karena acara PMR yang diadakan tidak berjalan lancar, kemudian didiamkan oleh teman-temannya karena dia juga cuek saat bertemu temannya.
B.     KASUS
Oki adalah siswa kelas XI IPS 2, dia mengikuti ekstrakulikuler PMR. Beberapa minggu yang lalu, ekskul tersebut mengadakan bakti sosial ke suatu daerah. Akan tetapi ada suatu kesalahan, kebetulan ketua panitianya adalah Oki. Oki merasa bahwa acara tersebut berantakan gara-gara semua teman-teman panitia yang tidak bisa diandalkan.Oki melimpahkan kesalahan itu kepada teman-temannya.
Selesai acara Oki mendiamkan teman-temannya, tidak bertegur sapa lagi. Karena Oki merasa malu, sekarang Oki tidak bersemangat untuk masuk ekskul PMR. Padahal sebenarnya dia sangat suka sekali menjadi anggota PMR.
Berikut adalah contoh kasus yang menggunakan teori Terapi Rasional Emotif. Dengan menggunakan Home Work Assigments (teknik kognitif), Imitasi-Simulasi (teknik afektif) dan Reinforcement (Teknik Behavioristik)
C.    VERBATIM
PELAKU
PERNYATAAN
KETERANGAN

PERTEMUAN KE-1

Konseli
“selamat siang Bu....Asssalamu’alaykum”

Konselor
“Wa’alaykum salam...oiya...selamat siang, wah Oky ya?
Mari-mari masuk. Maaf tadi habis ada tamu dari dinas, jadi masih berantakan. Ibu bereskan dulu ya...”
Oppening :
Good Rapport
Konseli
“oiya buk, tidak apa-apa kok......”

Konselor
“em...kalau ibu boleh tahu, Oky ini berada di kelas berapa ya? Kelas X itu bukan?”
Good Rapport
Konseli
“oh bukan bu, saya kelas XI IPS 2 bu..”

Konselor
“yang ketua kelasnya Rengga itu ya?”
Good Rapport
Konseli
“benar Bu, Rengga ketua kelasnya.”

Konselor
“waah tadi ibu pikir Oki itu yang anak kelas X4 itu.”
Good Rapport
Konseli
“bukan Bu...cuma sama nama saja. Dan kebetulan dek Oki Narita yang kelas X4 itu ikut ekstrakulikuler PMR seperti saya Bu.”

Konselor

“emmm benar....pantesan ibu pangling. Ibu sebenarnya sering melihat kalian latihan PMR di sore hari.”
Good Rapport

“Oiya Oki, tumben sudah jam pulang sekolah belum pulang ke rumah?”
Lead

“ada yang bisa ibu bantu?”
Lead
Konseli
“iya bu, saya sengaja belum pulang. Karena saya .....ada sesuatu yang ingin saya kemukakan kepada ibu”


Konselor
“oh ya...silakan,kemukakan saja tidak apa-apa...”
Lead
Konseli
“aduuh gimana ya Bu....sayaa malu. Bingung juga”

Konselor
“tidak perlu bingung Oki, disini posisi ibu sebagai salah satu guru pembimbing di sekolah ini. Dan ibu akan mendengarkan semua keluhan yang ingin Oki sampaikan,
Oki tidak perlu khawatir, apapun yang diungkapkan ibu jamin kerahasiaannya. Hanya Oki dan ibu saja yang tahu. Bagaimana, setuju?
Structuring : Role limit
Konseli
“emmm baiklah bu, saya setuju”

Konselor
“ baik, kalau begitu. Coba Oki ceritakan. Apakah yang saat ini menjadi ganjalan di hati Oki?”
Eksplorasi
Konseli
“Begini Bu, kemarin itu saya dan teman-teman PMR mengadakan acara bakti sosial. Eh....masa hampir sepertiga barang yang mau dibawa ketinggalan Bu. Padahal kan sudah sampai di tempat, jauh lagi Bu. Saya merasa itu adek-adek kelas di kepanitiaan gak bisa kerja dengan bener Bu. Saya kan malu. huh sebel dech Bu.”
A-(Assesment)
Konselor
“em...bisakah Oki menjelaskan lebih detail lagi kepada ibu?”
Lead
Konseli
Ya saya kan ketua panitia Bu, udah dibilangin bawa 4 mobil. 3 mobil buat rekan-rekan panitia dan satu mobil buat semua barang-barang yang akan disalurkan. Padahal kita berangkat dari jam 7 pagi Buk. Soalnya tempatnya pelosok banget Buk. Saya kan di mobil pertama, ternyata yang di mobil belakang saya nggak kerja dengan bener. Masa barang-barang banyak yang gak dibawa. Saya kan keseeeel banget bu.”
B-(Activity)
Konselor
“dengan kata lain Oki merasa kesal dan malu karena anggota-anggota Oki yang Oki anggap tidak cekatan begitu?”
Clarification

“Apakah memang sebelum berangkat ke tempat bak-sos Oki sudah mengontrol semua kesiapan?”
Eksplorasi
Konseli
Iyalah Bu kesel aja pake banget. Ya harusnya mereka tahu tugas masing-masing dong Bu. Masa gitu aja saya. Masa mereka nggak bisa mandiri? Saya kan yang kena marah Pak Guru Buk.padahal kan yang salah mereka”

C-(Belief)
Konselor
Wah jadi kayak bos besar gitu ya, yang harus gak boleh disalahin?”
Asumsi
Konseli
“hehehehe ibu ah ini saya jadi malu. Ya nggak gitu Buk, saya itu maunya ini kan acara sudah direncanakan lama. Barang-barang baksos udah disiapin lama. Lhaa kok malah nggak dibawa. Apa-apaan coba Buk.”

Konselor
“hehehehe Ibu hanya Bergurau saja, supaya Oki lebih tenang...
baiklah, selanjutnya coba ceritakan apa yang menjadi ganjalan dalam perasaan Oki dengan teman-teman Oki di PMR?”



Eksplorasi
Konseli
“jadi gini Bu...karena kesalahan waktu acara itu. Nama saya kan jadi jelek di mata guru-guru dan teman-teman Buk. Masa saya tidak bisa mengadakan acara dengan baik. Saya malu dan benci, saya jadi males ke PMR lagi Bu”

Konselor
“Oki sekarang malah membenci teman-temannya dan menghindar dari teman-teman PMR ya?”
Restatement
Konseli
“Iya donk Bu….males ketemu mereka lagi”

Konselor
“Oki sudah tahu belum bahwa menjadi ketua itu memang harus bijaksana dan sabar?”        
Lead
Konseli
“Iya Bu, saya tahu……”

Konselor
“Nah….berarti Oki sudah tahu bahwa memang disetiap kegiatan memang harus kita pertanggungjawabkan apapun hasilnya bukan?”
Lead

“Bukankah kalian juga sudah bekerja sama dengan baik sejak lama?”
Factual reasurance
Konseli
“Iya sich Bu, tapi kan saya malu. Wong mereka yang nggak teliti. Saya sekarang jarang banget ngumpul sama temen-temen PMR bu, saya cuekin mereka.”
D-(Consequence)
Konselor
“Nah mari kita pikirkan bersama-sama, Oky ingin dianggap sebagai pemimpin yang sukses memimpin timnya. Sedangkan sesaat sebelum berangkat Oky lebih dulu ke lokasi baksos, dan belum memimpin teman-temannya untuk meneliti semua perlengkapan apakah sudah dimasukkan ke dalam mobil atau belum.”
“Bagaimana Oky coba dipikirkan mana yang benar?”







Confrontation
Konseli
“Heem Bu,saya ingin teman-teman saya benar. Berbuat sesuai dengan mau saya. Tetapi saya malah nggak mengorganisir teman-teman saya dengan baik. Malahan saya terkesan otoriter, sukanya cuma menyuruh-nyuruh saja. Saya sendiri nggak ngajak temen-temen meneliti perlengkapan.”

Konselor
“Betul sekali....
Ibu senang Oky memiliki sikap bijaksana seperti ini.”
Reinforcement

Empati

“Ibu mengerti apa yang Oky katakan.”
Empati
Konseli
“tetapi saya harus gimana ya Buk biar saya nggak dendam sama temen-temen. Saya kan sekarang sering cuekin temen saya. Dan kalau di PMR pun saya diem-dieman sama mereka Bu. Pasti temen-temen saya marah sama saya Bu.”

Konselor
“Tentunya banyak cara...coba Oky, bagaimana cara mengatasinya, Coba utarakan kepada Ibu??”
Lead
Konseli
“Emmm…apa ya Bu…saya bingung…”

Konselor
“masih bingung?

Mari kita pikirkan bersama-sama, Oki pasti bisa...”
Restatement

Reasurance
Konseli
“aduh pusing Bu, gak tahu. Kalau saya kelamaan mikir nanti saya di sni keburu sore Bu”

Konselor
“Baik, Ibu beri tugas. Setelah keluar dari sini, jika Oki bertemu dengan teman-teman anggota PMR, Oki menyapanya dengan ‘hai’ atau ‘hallo’ begitu. Jika memang Oki masih enggan berbicara, jika Oki bertemu mereka cukup tersenyum saja. Bagaimana, setuju?”
Home Work Assigments
Konseli
“Baik Bu, saya akan lakukan”

Konselor
“kalau begitu, kita cukupkan dulu,  kapan Oki akan melaporkan hasil tugas ibu tadi? Besok atau kapan?”
Termination
Konseli
“emmmm tiga hari lagi saya datang kemari Bu. Kalau begitu saya permisi dulu Bu. Assalamu’alaykum”

Konselor
“wa’alaykum salaam, hati-hati di jalan ya....”
Salam


PERTEMUAN KE-2

Konseli
“permisi Bu, selamat Siang”

Konselor
“selamat Siang...eh Oki, wah sudah Ibu tunggu-tunggu. Mari silakan duduk.
Opening :Good Rapport

“wah kelihatannya Oki tampak lebih bersemangat.”
Prediction reassurances
Konseli
“iya Bu, agak mendingan sih Bu.”

Konselor
“hemmm yaa bagus itu.”
Reassurance

“Nah....apakah kita akan melanjutkan perbincangan kita kemarin itu?”
Eksplorasi
Konseli
“Benar Bu, tuga ibu sudah saya pikirkan di rumah tiga hari ini.”

Konselor
“kalau begitu, coba utarakan kepada Ibu”
Lead
Konseli
“Iya Bu…saya mau melanjutkan pembicaraan kita kemarin...
Setelah saya merenung dirumah…saya sadar Bu…bila saya memang salah,Bu…saya memang seharusnya mengorganisir teman-teman saya dan nggak semata-mata cuma menyalahkan mereka, kan teman-teman juga mengikuti apa mau saya Buk. Mereka sudah berusaha, saya saja yang egois”


E-(Disputting)
Konselor
“senang Ibu mendengarnya, Oki mempunyai pemikiran begitu…itu benar, sebagai pemimpin atau ketua kita harus bisa mengorganisir anggota lain bahkan meski hanya pekerjaan kecil. Kita tidak bisa lepas tanggungjawab atau berpangkutangan hanya sebagai mandor”
Empati
Konseli
“tapi saya masih bingung Bu, gimana lagi harus berhadapan dengan temen-temen. Apa lagi saya juga masih malu karena saya nggak bisa ngadain acara ekskul PMR dengan baik.”

Konselor
“Oke …ibu bantu ya..ibu beri contoh suatu simulasi, bagaimana cara menjalin keakraban dengan teman-teman satu ekskul yang kemarin sempat Oky musuhi,yang nantinya Oky harus mempraktekkan simulasi tersebut saat Ekskul..bagaimana??”
Lead
Konseli
“emm… Baik Bu…..saya mau mencobanya.”

Konselor
“Nanti Ibu memerankan sebagai Dina teman PMR Oki, dan Oki memerankan sebagai diri sendiri ya....bagaimana, Oki siap?
Lead
Konseli
“Saya siap bu.. saya mulai ya Bu”



Imitasi-simulasi

Simulator 1
(Oki)
“Hai….Dina…Ajarin aku buat pertolongan pertama buat orang yang pingsan dong.”

Simulator 2
(Dina)
“Hai juga Oki…wah.....itu mudah, nanti aku ajarin. Tapi aku nanti ajarin cara perban-perban luka ya? Kamu kan jagonya”

Simulator 1
(Oki)
“iya nanti kita latihan bareng-bareng yaa.....eh kita akan mengadakan apa waktu HUT SMA kita? Gimana kalau donor darah?”

Simulator 2
(Dina)
“Wah ide bagus itu tuh Ki....nanti kita bicarakan kepada pembina kita saja. Pasti beliau mendukung”

Simulator 1
(Oki)
“iya....baiknya sebelum hari HUT atau pas HUT ya? Sekalian bikin bazar kesehatan seperti rencana kita dulu”

Simulator 2
(Dina)
“oiya cap cus sekali itu. Nanti pas kumpul kita bicarakan bareng-bareng sama yang lain ya?”

Simulator 1
(Oki)
“Okey…dengan senang hati….”

Konselor
“Itu contoh simulasi dari Ibu..untuk menjalin kembali keakraban dengan teman-teman di ekskul yang kemarin sempat perang dingin karena permasalahan Oki. Oki akan mempraktekkannya bukan?”
Lead
Konseli
“Oke Buk. Saya akan mempraktekkannya lagian nggak nyaman Bu, satu organisasi diem-dieman”

Konselor
“setelah praktek simulasi tadi, apa yang Oki  rasakan, dan hikmahnya apa??”
Eksplorasi
Konseli
“Wah saya mendapat hikmah Bu, setelah praktek dengan Ibu tadi, ternyata untuk menjalin kembali keakraban harus dijalin dengan komunikasi, yang seperti Ibu ajarkan tadi…”

Konselor
“betul sekali…tanpa komunikasi keakraban tidak mungkin terjalin kembali.”
Restatement

“Jadi apa Oky akan diam terus dan tidak melakukan apa-apa di PMR? Padahal Oky sangat senang menjadi anggota PMR.”
Confrontation
Konseli
“Gak Bu, saya sadar Bu bahwa pemikirin saya tidak rasional, bila saya langsung keluar dari PMR,
seharusnya kesalahan kemarin menjadikan saya lebih baik lagi. toh itu untuk kebaikan juga…”
Disputting
Konselor
“Benar sekali Oky…Ibu turut senang Oky menjadi pribadi yang lebih baik seperti itu”
Reinforcement
Konseli
“Ehehehe, Ibu bisa saja, itu juga berkat bantuan dari Ibu ehehe”

Konselor
“Senang rasanya bisa membantu Oky…
Bagaimana sekarang apa yang Oky rasakan dibandingkan tadi sebelum Oky kemari…??”
Lead terbuka
Konseli
“Wah sekarang Oky lega, dan sudah tidak sedih lagi Bu, segera saya akan mempraktekkan langsung besok pada teman-teman Oky Bu”

Konselor
“Syukurlah,Ibu turut senang, sukses ya untuk besok Oky”
reinforcement
Konseli
“iya bu, doakan ya Bu.”

Konselor
“Dengan senang hati Oky….Ibu akan selalu mendukungmu…dan nanti hasilnya Ibu dikasi tahu ya”
Empati
Konseli
“siap deh Buk..”

Konselor
“Baik tidak terasa ternyata sudah banyak sekali sekali ya yang kita bahas pada pertemuan ini ya Oky, bagaimana...percakapan ini kita lanjutkan atau dilanjut pada pertemuan berikutnya?”
Termination
Konseli
“Wah benar Bu...sudah setengah jam saya berbincang dengan Ibu...emmm dilanjutkan lain kali saja Bu, saya juga kasihan dengan Ibu yang seharusnya sudah pulang tapi jadi telat pulangnya karena saya berbincang-bincang disini... beberapa hari lagi saya kesini ya Bu yaaa”

Konselor
“Oh begitu...baiklah, jangan lupa nanti dipraktekkan ya yang telah Oki coba tadi.
Tidak apa-apa Oky, memang tugas Ibu sebagai guru Pembimbing ya seperti ini, jadi kamu tidak usah ragu lagi jika memiliki masalah langsung saja datang kesini”
Structuring : role limit
Konseli
“Baik Buk.kalau gitu saya pamit dulu ya Bu, asalamualaykum”

Konselor
“Iya...walaikumsalam, hati-hati ya Oky...”
Penutup

PERTEMUAN KE-3

Konseli
“selamat siaang Bu.”
Salam
Konselor
“selamat siang, wah Oki, silakan masuk nak, silakan duduk.”
Good Rapport
Konseli
“ terimakasih Ibu...”

Konselor
“wah bagaimana kabarnya?”
Good Rapport
Konseli
“baik bu, saat ini saya merasa senang dan legaa sekali.
Oiya Bu, maaf ya Bu baru sempat menemui Ibu, soalnya HUT SMA kemarin saya dengan rekan-rekan PMR sibuk dengan agenda kita Bu”

Konselor
“tidak apa-apa Oki, waktu itu Ibu juga melihat kok kamu dan teman-teman PMR sangat cekatan melaksanakan agenda kalian”
Empati

Konseli
“aah ibu bisa aja. Jadi malu saya Bu.”

Konselor
“Ibu bangga sekali lho.

Tetapi kalau boleh ibu tahu, apakah yang membuat Oky bahagia? kalau boleh silahkan Oky berbagi kebahagiaan itu”
Reinforcement

Eksplorasi
Konseli
“Iya Bu,saya  senang ternyata saya bisa bekerjasama lagi dengan teman-teman buk. Dan Alhamdulilaaah sekali acara PMR waktu HUT sukses Buk.ternyata memang kita harus belajar dari kesalahan Buk.”

(Ekspectation)
Konselor
“wah bagus sekali, ibu ikut senang mendengarnya.”
Reinforcement
Konseli
“Ternyata benar Bu,bahwa perasaan saya selama ini, bahwa saya merasa dipermalukan teman-teman itu salah. Saya lah yang seharusnya sadar, saya kan gak mau cuma bisa jadi mandor yang gak merhatiin anggota Buk”
Disputting
Konselor
“Yaa,memang begitu Oky..
Dengan kata lain, sekarang Oki sudah dapat merasakan nya sendiri. Masalah itu perlu diselesaikan dengan jalan terbaik bukan hanya dengan berprasangka buruk dan malah mendendam...ehehehe”
Clarification
Konseli
“Iya Bu,saya mengucapkan banyak terimakasih Bu atas bantuan Ibu hingga masalah saya selesai Bu”.

Konselor
“Iya Oky,sama – sama dan itu sudah menjadi kewajiban seorang konselor untuk membantu menyelesaikan masalah,saya ikut senang”
Structuring
Konseli
“iya Buk.”

Konselor
“itu berarti dari awal pertemuan kita yang dari tugas rumah, kemudian simulasi, coba, apa kesimpulan Oki?”
Lead
Konseli
“em....itu Bu, yang petama saya jadi tahu bagaimana seharusnya pemimpin itu. Kedua saya tahu bagaimana memulai akrab dengan teman yang awalnya saya musuhi yaitu dengan membahas seusatu yang netral dan yang ketiga saya jadi paham bagaimana berorganisasi yang baik. Kalau ada kesalahan, harus menyadari masing-masing bukan saling menyalahkan

Summary
Konselor
“Bagus....ternyata Oki sudah lebih bijaksana lagi ya..”
Reinforcement
Konseli
“Iya Bu,baiklah Bu kalau begitu saya langsung pamit saja Bu, hari ini saya akan melatih adik kelas satu untuk membuat tandu darurat bersama teman-teman di lapangan sana Bu”

Konselor
“o ya? Wah bagus sekali Oky”
“semoga sukses dan selalu kompak ya”
Reinforcement

“baiklah, kalau begitu jika ada apa-apa atau sekedar bercerita jangan sungkan-sungkan datang menemui Ibu”
Termination
Klien
“Baik Bu, pasti. Saya permisi Bu, Mari...selamat siang Bu”

Konselor
“iya Oki....selamat siang.
Penutup

^^Semoga Bermanfaat ya^^
Jangan lupa mem’vote atau memberi komentar atau masukan atau apapun lah agar kedepannya blog ini tambah atau bisa bermanfaat lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar